Real Madrid bersiap melakoni salah satu laga paling berat musim ini saat menjamu Arsenal di Santiago Bernabeu pada leg kedua perempat final Liga Champions 2024/2025. Kekalahan telak 0-3 di leg pertama di Emirates membuat tim asuhan Carlo Ancelotti nyaris tersingkir. Namun, laga yang digelar Kamis (17 April 2025) pukul 02.00 WIB di Santiago Bernabeu akan jadi kesempatan terakhir mereka untuk menulis cerita epik.
Meski misi comeback terasa seperti mimpi, Bernabeu bukan stadion biasa. Di tempat ini, mimpi-mimpi yang mustahil sering kali menjadi kenyataan.
Luka di Leg Pertama, Asa di Leg Kedua
Arsenal datang dengan kepercayaan diri tinggi berkat dua gol Declan Rice dan satu dari Mikel Merino. Sementara itu, Madrid butuh menang minimal 4-0 jika ingin melangkah langsung ke semifinal. Sebuah tugas yang berat, tetapi bukan hal baru bagi Los Blancos.
Di kandang, Real Madrid musim ini tampil garang. Lini serang mereka menjelma mesin gol, dan dalam banyak momen, stadion ini berubah menjadi benteng yang menelan lawan tanpa ampun.
Santiago Bernabeu: Benteng yang Sulit Ditaklukkan
Musim ini, Real Madrid memang tak sepenuhnya sempurna di kandang. Tiga kekalahan sudah mereka alami—0-4 dari Barcelona, 1-3 dari AC Milan, dan 1-2 saat menjamu Valencia. Namun, sisanya? Dominasi penuh. Dari 23 pertandingan kandang, Madrid mencetak total 72 gol—rata-rata tiga gol per pertandingan. Hanya tiga tim yang berhasil mencuri kemenangan dari Bernabeu. Sisanya, bahkan tim sekelas Manchester City dan Borussia Dortmund pun tak mampu menghindari kekalahan.
Madrid membuktikan bahwa Bernabeu masih menjadi stadion yang menyimpan teror, terutama saat malam Liga Champions tiba.
Ganas di Kandang: Mesin Gol Bernama Madrid
Real Madrid bukan hanya produktif, tetapi juga memiliki mental pembunuh di laga kandang. Mereka menghancurkan Dortmund 5-2, membantai Osasuna 4-0, dan menggilas Salzburg serta Celta Vigo dengan lima gol. Bahkan Manchester City yang kuat pun tak luput, kalah 3-1 di babak gugur.
Serangan mereka berputar cepat dan sulit diprediksi. Rodrygo, Vinicius Junior, Kylian Mbappé, hingga Jude Bellingham—semuanya berpotensi jadi pembeda. Mereka bukan sekadar pemain bintang, tapi pahlawan yang sering muncul di saat-saat krusial.
Ancelotti dan Magis Bernabeu
Carlo Ancelotti sudah sangat mengenal atmosfer Liga Champions, dan dia bukan orang baru dalam menghadapi tekanan besar. Strategi yang tepat, perubahan cepat, dan ketenangan dalam mengambil keputusan adalah kelebihan pria asal Italia itu.
Dan tentu saja, sejarah juga ada di pihak Real Madrid. Mereka sudah terlalu sering membalikkan keadaan di kandang sendiri. Bernabeu bukan hanya stadion, tapi panggung magis tempat keajaiban terjadi—terutama di malam Eropa.
Statistik Real Madrid di Santiago Bernabeu Musim Ini (Cuplikan Pilihan):
- Real Madrid 5-2 Borussia Dortmund
- Real Madrid 4-0 Osasuna
- Real Madrid 5-1 Salzburg
- Real Madrid 3-1 Manchester City
- Real Madrid 2-1 Atletico Madrid
- Real Madrid 4-2 Sevilla
- Real Madrid 3-2 Leganes
Dengan total 72 gol dari 23 laga, lini depan Madrid menjadi ancaman serius bagi siapa pun, bahkan tim dengan pertahanan rapat seperti Arsenal.
Lebih dari Sekadar Sepak Bola
Selain statistik dan strategi, ada satu hal yang tidak bisa diabaikan: atmosfer Bernabeu. Dukungan ribuan Madridistas akan menciptakan tekanan luar biasa bagi tim tamu. Arsenal harus siap bukan hanya menghadapi 11 pemain Madrid, tapi juga aura stadion yang bisa membuat kaki lemas dan pikiran goyah.
Madrid tahu, satu gol cepat saja bisa jadi pemicu kegilaan. Mereka datang terluka, tapi tak kehilangan keyakinan. Di malam Eropa, terutama di Bernabeu, Real Madrid punya sejarah untuk dipercaya dan semangat untuk dibuktikan.
Baca Juga :