1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Langkah Tertatih Chelsea: Lolos ke Semifinal Meski Tumbang di Tangan Legia Warszawa

Musim 2024/2025 menjadi musim penuh dinamika bagi Chelsea, salah satu raksasa Premier League yang saat ini tengah berusaha membangun kembali kejayaan mereka. Setelah tampil tak konsisten di liga domestik, The Blues berharap banyak dari kiprah mereka di kancah Eropa, khususnya di UEFA Europa Conference League. Namun, meski berhasil lolos ke semifinal, kekalahan dari Legia Warszawa di leg kedua perempat final memunculkan banyak tanda tanya: Apakah Chelsea cukup tangguh untuk merebut gelar juara?

Drama Dua Leg Dominasi dan Kecerobohan

Di leg pertama yang digelar di markas Legia Warszawa, Chelsea tampil superior. Mereka menang meyakinkan dengan skor 3-0 berkat gol-gol dari Raheem Sterling, Cole Palmer, dan Malo Gusto. Kemenangan telak itu sempat membuat para pengamat yakin bahwa Chelsea hanya tinggal menyelesaikan formalitas di leg kedua.

Namun apa yang terjadi di Stamford Bridge justru menjadi tamparan keras bagi tim asuhan Enzo Maresca. Alih-alih mengunci kemenangan dengan mudah, Chelsea justru dipaksa tunduk 1-2 oleh tamunya dari Polandia. Skor agregat 4-2 memang cukup untuk membawa mereka ke semifinal, tetapi performa yang mengecewakan di hadapan pendukung sendiri menimbulkan keresahan.

Analisis Pertandingan Leg Kedua

Sejak menit pertama, Chelsea terlihat bermain hati-hati. Maresca melakukan sejumlah rotasi, mencadangkan beberapa pemain kunci. Hal ini dimanfaatkan dengan baik oleh Legia yang langsung tampil agresif. Hasilnya, pada menit ke-10, mereka mendapat hadiah penalti setelah Axel Disasi melakukan pelanggaran yang tidak perlu di kotak terlarang. Tomas Pekhart dengan tenang menaklukkan Đorđe Petrović dan membawa Legia unggul.

Chelsea sempat menyamakan kedudukan di menit ke-36 lewat Marc Cucurella yang menyambar umpan tarik dari Jadon Sancho. Namun, bukannya menambah tekanan, Chelsea justru kembali lengah di awal babak kedua. Steve Kapuadi memanfaatkan kemelut di depan gawang dan mencetak gol kedua Legia yang sekaligus menjadi gol penentu kemenangan mereka di leg ini.

Sorotan untuk Enzo Maresca

Keputusan pelatih Enzo Maresca untuk merotasi beberapa pemain utama di laga penting ini menuai kritik. Penggemar mempertanyakan absennya Conor Gallagher dan Enzo Fernández dari starting eleven. Maresca beralasan bahwa padatnya jadwal membuatnya harus cermat dalam menjaga kebugaran pemain, tetapi hasil akhir menunjukkan bahwa keputusannya bisa saja menjadi bumerang.

“Tujuan kami adalah menjaga energi dan memberikan kesempatan kepada semua pemain. Kami sudah memimpin agregat cukup jauh, dan saya pikir kami cukup aman. Sayangnya, pertandingan tidak berjalan seperti yang diharapkan,” ujar Maresca dalam konferensi pers usai laga.

Reaksi Pemain dan Suporter

Kapten Chelsea, Reece James, yang baru pulih dari cedera panjang, tampak frustrasi dengan hasil tersebut. Dalam wawancara pascapertandingan, ia mengatakan, “Kami tidak bermain dengan level yang kami inginkan. Kami mungkin terlalu percaya diri setelah leg pertama. Ini jadi pelajaran berharga.”

Di tribun, sejumlah suporter terlihat kecewa. Sorakan keras terdengar saat peluit panjang dibunyikan, menandakan bahwa para penggemar tidak puas dengan sikap tim yang dinilai tidak cukup agresif dan kurang serius dalam mengamankan kemenangan di kandang sendiri.

Performa Pemain Siapa Bersinar Siapa Meredup

Beberapa pemain tetap menunjukkan kualitas mereka meski tim kalah. Marc Cucurella, misalnya, tampil solid di sisi kiri dan mencetak gol penting. Jadon Sancho, yang masih berusaha menemukan performa terbaiknya, memberikan kontribusi lewat assist.

Namun ada juga yang tampil di bawah standar. Axel Disasi menjadi sorotan karena kesalahan fatalnya di awal pertandingan yang menyebabkan penalti. Selain itu, Mykhailo Mudryk yang diberi kesempatan sebagai starter tidak mampu menampilkan permainan yang efektif, kehilangan bola terlalu sering dan gagal menciptakan peluang.

Legia Warszawa Layak Diberi Kredit

Meski gagal lolos, Legia Warszawa pantas mendapat pujian atas keberanian dan determinasi mereka. Bermain tandang di Stamford Bridge, mereka tak menunjukkan rasa takut. Organisasi permainan mereka rapi, dan pressing yang agresif membuat Chelsea kesulitan membangun serangan.

Pelatih Kosta Runjaić mengatakan bahwa dia bangga dengan para pemainnya. “Kami kalah di agregat, tetapi kami menang dalam hal mentalitas. Ini adalah pertandingan besar melawan klub besar, dan kami menunjukkan bahwa kami bisa bersaing,” ucapnya.

Langkah Selanjutnya Djurgårdens IF Menanti

Di semifinal, Chelsea akan menghadapi wakil Swedia, Djurgårdens IF, yang secara mengejutkan menyingkirkan Fiorentina. Lawan ini mungkin kurang dikenal oleh publik Inggris, tetapi performa mereka di turnamen ini menunjukkan bahwa Chelsea tak boleh menganggap remeh.

Dengan semifinal di depan mata, Maresca dihadapkan pada dilema besar. Ia harus menemukan keseimbangan antara menjaga performa tim di kompetisi Eropa dan terus berjuang di Premier League agar bisa finis di zona kompetisi Eropa musim depan.

Ambisi Chelsea di Tengah Ketidakpastian

Chelsea memang berambisi menjadikan UEFA Europa Conference League sebagai pembuktian proyek pembangunan ulang tim. Sejak kepergian Thomas Tuchel, Chelsea mengalami pasang surut dengan perubahan pelatih, filosofi bermain, hingga transfer pemain yang boros tapi tidak selalu efektif.

Trofi di kompetisi ini bisa menjadi pelepas dahaga sekaligus landasan untuk menyambut musim berikutnya dengan lebih percaya diri. Namun dengan performa inkonsisten seperti saat melawan Legia, publik meragukan kemampuan mereka untuk menyelesaikan misi ini dengan sempurna.

Opini Media dan Pengamat

Media Inggris seperti The Guardian dan Sky Sports menyebut kemenangan agregat Chelsea sebagai “kemajuan yang diselimuti kekhawatiran.” Mereka menilai bahwa meski secara skor Chelsea berhasil mencapai target, secara permainan mereka terlihat jauh dari standar sebagai calon juara.

Analis sepak bola Jamie Carragher mengomentari permainan Chelsea sebagai “fragile dan underwhelming.” Ia mengatakan bahwa performa seperti ini tak akan cukup untuk menghadapi tim dengan kualitas yang lebih tinggi di babak semifinal atau bahkan final.

Apa yang Harus Diperbaiki

Ada beberapa aspek krusial yang harus diperbaiki Chelsea jika mereka ingin tampil sebagai juara:

  • Mentalitas dan Fokus
    Kekalahan dari Legia menunjukkan bahwa Chelsea masih mudah lengah dan belum bisa menjaga fokus selama 90 menit.
  • Efektivitas Serangan
    Di leg kedua, Chelsea hanya menciptakan dua peluang emas meskipun menguasai bola hingga 65%. Mereka perlu lebih tajam dan efisien di sepertiga akhir lapangan.
  • Konsistensi Lini Belakang
    Kesalahan-kesalahan individu masih terlalu sering terjadi, dan ini bisa berakibat fatal di fase semifinal yang lebih menantang.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE