Perubahan format Liga Champions menjadi kompetisi 36 tim mulai musim depan membawa dampak besar bagi klub-klub papan atas Eropa. Dapatkan penawaran promo dan bonus terbesar dari SBOTOP dan SBOBET dan pastinya dari situs berita resmi SBOTOP inisboku. Inisboku adalah situs partner resmi dari SBOTOP yang memberitakan peristiwa terbaru dari dunia sepakbola dunia setiap hari kepada pecinta bola indonesia. Salah satu inovasi yang diperkenalkan adalah European Performance Spot (EPS), yaitu slot tambahan yang diberikan kepada dua liga terbaik berdasarkan performa kolektif klub-klubnya di kompetisi Eropa. Inisiatif ini bertujuan untuk menghadiahi liga yang menampilkan konsistensi tinggi di Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League.
Premier League menjadi liga pertama yang memastikan diri menerima EPS untuk musim 2025, setelah klub-klub Inggris tampil dominan sejak awal musim Eropa. Konsistensi Manchester City, Liverpool, dan Aston Villa di berbagai kompetisi antarbenua memberikan akumulasi poin koefisien tinggi yang tak terbendung oleh pesaing lainnya. Kepastian itu datang lebih awal pada 8 April, menjadikan Inggris sebagai penerima slot bonus pertama untuk Liga Champions musim depan.
Tak lama berselang, La Liga menyusul sebagai penerima EPS kedua. Keputusan ini dikonfirmasi setelah dua hasil yang menguntungkan datang secara bersamaan: Lazio dari Italia tereliminasi dari Liga Europa, sementara Athletic Club dari Spanyol menyingkirkan Rangers dari Skotlandia. Kombinasi dua peristiwa itu memastikan Spanyol menempati dua besar klasemen koefisien UEFA, menggusur Italia dari persaingan.
Dengan ini, baik Inggris maupun Spanyol akan mengirimkan lima wakil masing-masing ke Liga Champions musim depan, sesuatu yang tidak terjadi dalam format lama. Klub yang finis di posisi kelima di klasemen liga domestik mereka akan mendapatkan tiket ke kompetisi tertinggi Eropa, membuka peluang bagi klub seperti Tottenham Hotspur dan Athletic Club untuk kembali ke pentas elite Eropa tanpa finis di empat besar.
Kebijakan ini mencerminkan upaya UEFA untuk memberikan ruang kepada liga-liga yang paling kompetitif dan mengapresiasi kualitas kolektif, bukan hanya prestasi individu klub. Meskipun sistem ini masih baru, dampaknya langsung terasa dalam penentuan kuota peserta, sekaligus membuat persaingan di papan atas liga domestik semakin ketat dan sarat strategi hingga pekan terakhir.
Liga Champions 2025 Premier League Bersiap Kirim Pasukan Besar
Persaingan menuju Liga Champions di Premier League musim ini berlangsung sangat panas dan ketat. Dapatkan penawaran odds taruhan bola atau odds judi bola liga inggris terbaik dan paling menguntungkan untuk anda pecinta game taruhan olahraga SBOBET di SBOTOP. Posisi lima besar menjadi incaran utama sejumlah tim besar yang sedang on-fire menjelang akhir musim. Newcastle United sementara mengunci posisi ketiga dengan 59 poin, namun hanya berjarak dua poin dari Nottingham Forest yang menempel di peringkat keempat. Manchester City mengekor di posisi kelima dengan 55 poin, sementara Chelsea dan Aston Villa yang masing-masing mengoleksi 54 poin siap menikung kapan saja.
Skenario semakin rumit dengan kemungkinan bertambahnya kuota Liga Champions dari empat menjadi enam, berkat sistem European Performance Spot (EPS) dan potensi juara Liga Europa. Jika Manchester United atau Tottenham Hotspur berhasil menjuarai Liga Europa namun finis di luar empat besar, mereka tetap akan mengamankan satu tiket Liga Champions musim depan sebagai juara bertahan. Artinya, Premier League bisa mengirim enam tim ke kompetisi elite Eropa tanpa melanggar batas normal alokasi.
Di sisi lain, LaLiga menunjukkan peta persaingan yang sedikit lebih tenang di papan atas. Empat besar sudah terkunci, sehingga sorotan tertuju pada perebutan posisi kelima antara Villarreal yang mengoleksi 51 poin dan Real Betis yang tertinggal tiga poin di belakang. Dengan satu pertandingan tersisa, nasib kedua tim akan ditentukan oleh hasil akhir yang penuh tekanan. Sementara itu, jarak lima poin antara Celta Vigo dan Mallorca menandakan minimnya kemungkinan perubahan posisi di zona tengah klasemen.
Skenario ekstrem bahkan bisa membuat Premier League memiliki hingga 10 wakil di kompetisi Eropa musim depan. Ini bisa terjadi jika Manchester United atau Spurs dan Chelsea masing-masing berhasil menjuarai kompetisi Eropa (Liga Europa dan Conference League) dan finis di luar zona kualifikasi domestik. Dalam kasus ini, mereka tetap akan tampil di Eropa sebagai pemegang gelar juara—sebuah jalur eksklusif yang disediakan UEFA demi menjaga prestise kompetisi.
Situasi ini mendorong klub-klub Premier League untuk tampil habis-habisan hingga pekan terakhir, bukan hanya demi posisi di klasemen, tetapi juga untuk menjaga asa Eropa lewat jalur alternatif. Dengan sistem yang memberikan insentif besar kepada pemenang kompetisi Eropa dan menghargai kontribusi liga secara kolektif, setiap pertandingan kini membawa dampak signifikan. Tak ada ruang untuk lengah—karena satu hasil imbang bisa berarti kehilangan tiket emas menuju Liga Champions.
Persaingan Ketat Menuju Liga Champions di Liga Europa Ubah Peta Kompetisi Eropa
Persaingan di Liga Champions tak hanya seru di atas lapangan, tapi juga memunculkan dinamika menarik soal alokasi tempat untuk musim depan. Jika Arsenal berhasil memenangkan Liga Champions namun tetap finis di empat besar Premier League, maka tidak akan ada tambahan slot untuk Inggris—tetap lima tim yang lolos. Ini menunjukkan bahwa keberhasilan juara Eropa hanya berdampak jika mereka gagal mengamankan tiket melalui liga domestik, menegaskan betapa pentingnya posisi klasemen nasional dalam sistem UEFA yang baru.
Contoh dari musim lalu menunjukkan bagaimana sistem ini dapat menguntungkan negara lain. Italia dan Jerman mendapat tempat tambahan berkat performa klub mereka di kompetisi Eropa. Bologna dan Borussia Dortmund, yang finis di posisi kelima di liga masing-masing, mampu lolos ke Liga Champions, menunjukkan bagaimana EPS (European Performance Spot) bisa membuka pintu bagi tim-tim yang konsisten namun tidak selalu menembus empat besar.
Di Liga Europa, kejutan datang dari Spanyol. Athletic Club berhasil mengamankan tiket ke semifinal dengan kemenangan 2-0 atas Rangers di leg kedua perempat final. Setelah bermain imbang tanpa gol di leg pertama di Ibrox, laga penentuan di San Mamés menunjukkan dominasi tuan rumah yang tampil lebih tajam dan disiplin dalam menyerang. Kemenangan ini menjaga harapan besar tim asal Bilbao untuk tampil di final bergengsi di kandang sendiri.
Pertandingan leg kedua itu menampilkan performa gemilang dari pemain muda Oihan Sancet, yang membuka skor lewat eksekusi penalti yang tenang. Sebelumnya, Athletic sempat mengancam lewat aksi individu Nico Williams dari sisi sayap, memaksa kiper Liam Kelly bekerja keras. Sancet hampir mencetak gol kedua dari tendangan rebound, namun James Tavernier berhasil menggagalkan peluang tersebut dengan penyelamatan penting di garis gawang.
Kekalahan ini menjadi pukulan telak bagi Rangers, yang sebenarnya tampil cukup solid di leg pertama. Namun, kurangnya ketajaman dan tekanan intens dari Athletic di kandang membuat wakil Skotlandia gagal melangkah lebih jauh. Sementara itu, sukses Athletic semakin menambah poin koefisien untuk LaLiga, memperkuat posisi Spanyol dalam perebutan alokasi Eropa musim depan—bukti bahwa setiap laga di kompetisi UEFA kini punya dampak jauh lebih besar dari sekadar hasil akhir.
Rangkuman detail momen-momen penting dalam pertandingan antara Rangers dan Athletic Bilbao:
Momen Kunci | Rincian |
Banding penalti Cyriel Dessers | Dessers mengajukan banding untuk mendapatkan penalti setelah kaosnya ditarik di dalam kotak penalti, namun ia kemudian dikartu merah karena mengeluh soal insiden tersebut. |
Tembakan Maroan Sannadi yang meleset | Maroan Sannadi gagal mencetak gol dari tepi kotak penalti, meskipun Athletic mulai mendapatkan keunggulan. |
Tembakan melengkung Álex Berenguer | Tembakan melengkung Álex Berenguer melebar dari tiang gawang, dan Sancet gagal mengonversi umpan jarak dekat. |
Gol Oihan Sancet dari titik penalti | Sancet memecah kebuntuan dengan mengeksekusi penalti pada masa tambahan waktu babak pertama setelah John Souttar melakukan pelanggaran di kotak penalti. |
Kartu kuning untuk John Souttar | Souttar diganjar kartu kuning setelah melakukan pelanggaran terhadap Sannadi di dalam kotak penalti, yang berujung pada penalti untuk Athletic. |
Tembakan Nicolas Raskin yang membentur tiang | Rangers hampir menyamakan kedudukan ketika tembakan Nicolas Raskin membentur tiang gawang dari jarak dekat. |
Baca Juga :