1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Terlalu Ngotot Kurang Efektif: Pengakuan Jujur Sang Pelatih Usai Madura United Tergelincir

Madura United datang ke laga pekan ke-31 Liga 1 2024/2025 dengan penuh ambisi. Bertandang ke markas Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, skuad Laskar Sape Kerrab dibalut keyakinan tinggi untuk merebut poin penuh. Mereka butuh kemenangan demi menjaga posisi di papan atas dan mengamankan tiket ke Championship Series.

Namun, ekspektasi tak sejalan dengan realitas di lapangan. Meskipun menguasai sebagian besar jalannya pertandingan, Madura United justru harus mengakui keunggulan Persebaya dengan skor tipis 0-1. Gol semata wayang Flavio Silva di babak kedua menjadi pembeda dalam laga yang berlangsung keras dan penuh tensi itu.

Strategi Menyerang yang Menumpuk Tekanan

Sejak menit awal, pelatih kepala Madura United, Mauricio Souza, menerapkan strategi ofensif. Pola 4-3-3 yang biasa mereka mainkan ditingkatkan intensitasnya menjadi formasi dengan dua full-back yang lebih agresif, mendorong overlapping secara konstan. Hal ini dimaksudkan untuk mengepung Persebaya dari sisi sayap dan memaksa pertahanan mereka lengah.

Strategi ini pada dasarnya menunjukkan niat kuat untuk menyerang, namun kelemahannya terlihat nyata. Keinginan untuk mencetak gol dengan cepat justru membuat para pemain terlalu terburu-buru dalam membangun serangan. Alur bola menjadi tidak rapi, pengambilan keputusan kerap terburu-buru, dan efektivitas di sepertiga akhir lapangan sangat rendah.

Pengakuan Jujur Mauricio Souza

Usai pertandingan, pelatih Mauricio Souza tidak menutupi kekecewaannya. Dalam konferensi pers pasca-laga, ia mengakui bahwa timnya tampil terlalu tergesa-gesa dan kehilangan ketenangan saat berada di bawah tekanan.

“Kami memang punya niat untuk menang, tapi niat saja tidak cukup. Pemain-pemain terlalu ngotot, terlalu cepat ingin menyelesaikan semuanya. Akhirnya, banyak peluang yang terbuang dan ritme permainan tidak berjalan seperti yang kami latih,” ujarnya.

Mauricio juga mengakui bahwa Persebaya bermain lebih cerdas dalam mengatur tempo dan memanfaatkan celah kecil yang ada.

“Mereka tahu kapan menekan, kapan menahan. Kita terlalu mudah terpancing emosinya. Ini jadi pelajaran penting menjelang laga-laga terakhir musim ini.”

Statistik yang Tak Berpihak

Dari sisi statistik, Madura United sebenarnya lebih unggul dalam penguasaan bola (62% berbanding 38%) dan mencatatkan 14 tembakan, namun hanya 3 yang tepat sasaran. Sementara Persebaya lebih efisien—hanya 6 tembakan, tapi 4 di antaranya mengancam gawang dan satu menjadi gol.

Tingkat keberhasilan umpan Madura juga menurun drastis menjadi 78%, turun dari rata-rata mereka musim ini yang mencapai 84%. Ini memperkuat pernyataan pelatih bahwa permainan timnya tidak berjalan sesuai rencana akibat terlalu terburu-buru dalam pengambilan keputusan.

Reaksi Pemain Rasa Frustrasi Terlihat

Kapten Madura United, Fachruddin Aryanto, tak menampik bahwa timnya kehilangan arah di babak kedua.

“Kami terus menyerang, tapi tidak tenang. Kadang kami lupa bahwa sepak bola bukan cuma soal berlari dan menekan, tapi juga berpikir. Kami terlalu panas,” kata Fachruddin, yang terlihat frustrasi saat peluit panjang dibunyikan.

Di sisi lain, gelandang muda Hugo Gomes yang biasanya tampil kreatif, kali ini kesulitan membebaskan diri dari tekanan lini tengah Persebaya yang dikomandoi oleh Ze Valente. Distribusi bola Hugo tak seakurat biasanya, dengan tingkat keberhasilan umpan hanya 74%.

Peluang yang Terbuang

Tercatat ada setidaknya lima peluang emas yang gagal dimaksimalkan. Di menit ke-12, striker Malik Risaldi mendapat ruang tembak di kotak penalti, namun tendangannya melambung. Pada menit ke-43, sundulan Cleberson mengenai mistar gawang. Kemudian di babak kedua, upaya Lulinha dari jarak dekat ditepis Ernando Ari dengan refleks cepat.

“Kalau saja satu dari peluang itu masuk, mungkin cerita hari ini akan berbeda,” ujar Souza, sembari menepuk pundak Malik Risaldi usai laga.

Strategi Persebaya Sabar Rapih Mematikan

Di sisi lain, kemenangan Persebaya tidak datang secara kebetulan. Paul Munster, pelatih kepala Persebaya, bermain dengan cermat dan realistis. Ia tahu timnya tak bisa bersaing dalam duel penguasaan bola melawan Madura United, sehingga ia menginstruksikan pemainnya untuk bermain lebih direct dan mengandalkan kecepatan transisi.

Hasilnya terlihat ketika serangan balik cepat dari sisi kiri berhasil dimaksimalkan oleh Flavio Silva, striker asal Portugal yang mencetak gol kemenangan dengan penyelesaian klinis.

“Kami tahu lawan akan bermain agresif. Kami manfaatkan momen saat mereka terlalu maju. Pemain menunjukkan kedisiplinan yang luar biasa,” ucap Munster.

Analisis Taktikal Kelelahan Mental dan Fisik

Apa yang dialami Madura United tidak hanya persoalan teknis, tetapi juga mental. Dalam pertandingan penting seperti ini, manajemen emosi menjadi krusial. Mauricio Souza terlalu mendorong timnya untuk menyerang sejak awal tanpa memberikan fleksibilitas ritme. Akibatnya, ketika gol tak kunjung datang, rasa frustrasi menjalar dan permainan menjadi kacau.

Ditambah lagi, lini belakang Madura United terlihat goyah saat diserang balik. Kehilangan konsentrasi satu detik saja cukup untuk memberi ruang pada Flavio Silva mencetak gol.

Media dan Netizen Bereaksi

Media lokal dan netizen menyoroti permainan “terburu-buru” yang jadi bumerang bagi Madura United. Tagar #TerlaluNgotot sempat menjadi trending topic regional di Twitter, dengan banyak pendukung menyarankan agar Mauricio Souza melakukan rotasi dan memberikan pendekatan yang lebih sabar di laga-laga selanjutnya.

“Mainnya kaya kejar deadline, bukan kejar gol,” tulis akun @BolaKitaOfficial.

Sementara akun fanbase Madura United, @SapeKerrabFansZone menulis:

“Kita bukan tim yang buruk. Tapi kita butuh pelatih yang bisa baca situasi. Sepak bola bukan hanya soal menyerang.”

Menuju Laga Berikutnya Evaluasi Mendalam

Dengan hasil ini, Madura United masih berada di posisi lima besar, tetapi posisi mereka mulai terancam oleh tim-tim lain yang terus mengintai. Mereka kini dituntut untuk segera bangkit dan memperbaiki performa sebelum menghadapi laga berikutnya melawan Borneo FC—tim yang juga tengah on fire.

Souza berjanji akan melakukan evaluasi tak hanya pada taktik, tapi juga pendekatan mental.

“Kita akan bicara secara jujur di ruang ganti. Semua harus sadar bahwa tekanan tidak boleh membuat kita panik. Justru saat tertekan, kita harus lebih tenang,” tegasnya.

Pelajaran dari Kekalahan

Kekalahan Madura United dari Persebaya adalah cermin dari pentingnya keseimbangan antara ambisi dan kontrol. Terlalu ngotot bisa jadi bumerang jika tidak dibarengi dengan kecermatan dan kesabaran. Mauricio Souza patut diapresiasi karena jujur dalam evaluasi, namun tantangan sesungguhnya adalah bagaimana ia menerjemahkan evaluasi itu ke dalam perbaikan nyata di pertandingan selanjutnya.

Mental baja bukan berarti bermain seperti kesatria yang terus menyerang tanpa takut, melainkan mampu menahan diri dan memilih momen yang tepat untuk menusuk jantung lawan.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE