Peningkatan kualitas sepak bola Indonesia terus menjadi salah satu agenda prioritas PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir. Dalam berbagai kesempatan, Erick menegaskan pentingnya membangun program Timnas Indonesia secara berjenjang, mulai dari level usia dini hingga senior. Strategi ini tidak hanya bertujuan untuk menciptakan timnas yang kompetitif di tingkat internasional, tetapi juga membangun fondasi kuat bagi masa depan sepak bola nasional.
Pembangunan Berjenjang: Pilar Utama
Dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta baru-baru ini, Erick Thohir menjelaskan filosofi di balik program berjenjang yang sedang diimplementasikan oleh PSSI. “Kami harus memastikan bahwa setiap pemain muda memiliki jalur yang jelas untuk berkembang, dari tingkat junior hingga senior,” ungkapnya. Menurut Erick, kesenjangan antara level junior dan senior sering menjadi kendala utama dalam menghasilkan pemain yang siap berlaga di tingkat internasional.
Strategi berjenjang ini mencakup penguatan akademi sepak bola, kompetisi usia dini, serta pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing kategori umur. Erick juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan klub-klub lokal untuk memastikan bahwa pemain muda mendapatkan jam bermain yang cukup di liga domestik.
Pembinaan Usia Dini: Investasi Jangka Panjang
Erick Thohir menyadari bahwa pembinaan usia dini adalah fondasi dari segala upaya pengembangan sepak bola nasional. Oleh karena itu, PSSI telah meluncurkan beberapa program yang fokus pada pemain usia di bawah 12 tahun (U-12), U-15, dan U-17. Program ini tidak hanya mencakup pelatihan teknis, tetapi juga pendidikan mental dan disiplin.
“Melatih anak-anak muda bukan hanya soal kemampuan bermain bola, tetapi juga bagaimana membentuk karakter mereka,” ujar Erick. Dia juga menambahkan bahwa PSSI berencana untuk memperbanyak turnamen dan liga untuk kategori usia dini, sehingga anak-anak memiliki lebih banyak kesempatan untuk bermain dan belajar.
Fokus pada Timnas Junior
Sebagai bagian dari program berjenjang, perhatian khusus juga diberikan kepada timnas junior. Tim U-17, U-19, dan U-23 kini mendapatkan dukungan penuh dari PSSI dalam bentuk fasilitas, pelatihan, dan pertandingan internasional. Erick menekankan bahwa tim-tim ini bukan hanya sekadar pelengkap, tetapi merupakan batu loncatan bagi para pemain muda untuk menuju timnas senior.
Dalam persiapan menuju Piala Dunia U-17 2023, misalnya, PSSI telah mengadakan pemusatan latihan intensif dan uji coba internasional. Erick berharap bahwa pengalaman ini akan membantu pemain muda untuk lebih siap menghadapi tekanan di level yang lebih tinggi.
Timnas Senior: Produk Akhir yang Kompetitif
Meskipun fokus utamanya adalah pembinaan usia dini dan junior, Erick tidak melupakan timnas senior. Baginya, timnas senior adalah cerminan dari seluruh sistem sepak bola nasional. Oleh karena itu, Erick memastikan bahwa pelatih kepala timnas senior bekerja sama erat dengan pelatih di level junior untuk memastikan kesinambungan strategi dan filosofi bermain.
“Timnas senior harus menjadi representasi dari hasil kerja keras seluruh ekosistem sepak bola Indonesia,” kata Erick. Dia juga menambahkan bahwa timnas senior memiliki peran penting dalam menginspirasi generasi muda untuk mengejar karier di sepak bola.
Peran Klub dalam Program Berjenjang
Kesuksesan program berjenjang ini juga tidak lepas dari peran klub-klub di Liga 1 dan Liga 2. Erick menyatakan bahwa PSSI terus mendorong klub-klub untuk memberikan perhatian lebih pada pengembangan pemain muda. Salah satu caranya adalah dengan memperkenalkan regulasi yang mewajibkan klub untuk memainkan pemain U-23 di kompetisi liga.
“Klub adalah tempat di mana pemain muda mengasah kemampuan mereka sehari-hari. Tanpa dukungan dari klub, program berjenjang ini tidak akan berjalan dengan maksimal,” jelas Erick.
Kerjasama Internasional
Selain itu, PSSI juga aktif menjalin kerja sama dengan federasi sepak bola dari negara-negara lain, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Belanda. Kerja sama ini mencakup pertukaran pelatih, pemusatan latihan di luar negeri, dan uji coba internasional. Erick percaya bahwa pengalaman internasional sangat penting untuk meningkatkan kualitas pemain muda Indonesia.
“Pemain kita perlu belajar dari yang terbaik di dunia. Dengan bermain melawan tim-tim internasional, mereka akan belajar bagaimana bersaing di level tertinggi,” tambah Erick.
Tantangan yang Dihadapi
Meski demikian, Erick tidak menutup mata terhadap tantangan yang ada. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya infrastruktur yang memadai di banyak daerah. PSSI saat ini sedang bekerja sama dengan pemerintah untuk membangun lebih banyak fasilitas sepak bola, seperti lapangan dan pusat pelatihan.
Tantangan lainnya adalah minimnya dukungan finansial untuk program pembinaan usia dini. Erick mengakui bahwa investasi di sektor ini memerlukan biaya yang besar, tetapi dia optimis bahwa hasilnya akan sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan.
Dukungan dari Masyarakat
Erick juga menekankan pentingnya dukungan dari masyarakat untuk keberhasilan program ini. Dia mengajak seluruh pecinta sepak bola di Indonesia untuk terus mendukung timnas, baik di level junior maupun senior.
“Sepak bola adalah olahraga yang menyatukan kita semua. Dengan dukungan dari masyarakat, saya yakin kita bisa membawa sepak bola Indonesia ke level yang lebih tinggi,” kata Erick.
Mimpi Besar: Indonesia di Piala Dunia
Pada akhirnya, tujuan utama dari program berjenjang ini adalah untuk melihat Indonesia berkompetisi di Piala Dunia. Erick percaya bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, mimpi ini bukanlah sesuatu yang mustahil.
“Indonesia punya potensi besar. Jika kita bekerja bersama-sama, saya yakin kita bisa mencapai hal-hal yang luar biasa,” pungkas Erick.
Dengan visi dan strategi yang jelas, Erick Thohir berkomitmen untuk membawa perubahan positif bagi sepak bola Indonesia. Program berjenjang yang sedang dijalankan PSSI adalah langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah bagi timnas Indonesia dan seluruh ekosistem sepak bola di tanah air. Dukungan dari semua pihak akan menjadi kunci keberhasilan perjalanan ini.
Baca Juga:
