Hari Raya Idulfitri merupakan salah satu momen paling berharga bagi umat Muslim di seluruh dunia. Setiap tahunnya, perayaan ini dirayakan dengan penuh suka cita bersama keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat. Namun, bagi seorang gelandang Arema FC, tahun ini menjadi pengalaman yang berbeda. Ia memilih untuk merayakan Idulfitri di Tanah Suci, Makkah, sebagai bentuk grasa syukur dan refleksi diri.
Keputusan untuk merayakan Idulfitri di Makkah bukanlah sesuatu yang mudah, terutama bagi seorang pesepak bola profesional yang memiliki jadwal ketat di Liga 1. Namun, gelandang Arema ini merasa bahwa momen spesial ini harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada Allah serta mengucapkan rasa syukur atas segala berkah yang telah ia terima selama ini.
“Ini adalah impian saya sejak lama, dan akhirnya bisa terwujud. Saya ingin merasakan bagaimana menjalani Idulfitri di tempat yang begitu suci dan penuh berkah,” ungkapnya dengan haru.
Perjalanan Spiritual di Tengah Karier Sepak Bola
Menjalani kehidupan sebagai atlet profesional tentu tidaklah mudah, apalagi ketika harus menyeimbangkan antara karier dan ibadah. Ramadan menjadi salah satu bulan yang penuh tantangan bagi seorang pesepak bola, karena harus tetap menjalani latihan intensif dan menjaga kebugaran fisik di tengah ibadah puasa.
Namun, gelandang Arema ini menganggap bahwa Ramadan adalah momen untuk mengasah kesabaran, ketekunan, dan mentalitas. Ia tetap menjalani ibadah puasa meskipun harus berlatih keras di lapangan. Bahkan, ia mengaku bahwa ibadah di bulan suci ini justru memberikan kekuatan lebih dalam menghadapi setiap tantangan yang datang.
“Menjalankan puasa di tengah jadwal latihan memang tidak mudah, tetapi saya percaya bahwa ini adalah ujian yang harus dilewati. Justru, puasa membuat saya lebih fokus dan lebih kuat secara mental,” jelasnya.
Setelah menyelesaikan bulan Ramadan dengan penuh semangat, ia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Makkah guna menjalankan ibadah dan merayakan Idulfitri di tempat yang paling suci bagi umat Islam.
Suasana Khusyuk di Tanah Suci
Setibanya di Makkah, gelandang Arema FC ini langsung merasakan ketenangan yang luar biasa. Ia menjalankan ibadah umrah, berdoa di depan Ka’bah, dan menikmati suasana yang begitu damai di Masjidil Haram.
Malam takbiran di Tanah Suci memberikan kesan yang sangat berbeda dibandingkan dengan perayaan di Indonesia. Lantunan takbir yang bergema di seluruh penjuru Masjidil Haram membuatnya semakin merasakan kebesaran Allah dan kebahagiaan dalam menyambut hari kemenangan.
“Saat mendengar takbir berkumandang di Masjidil Haram, saya benar-benar merinding. Rasanya sangat berbeda dibandingkan ketika berada di rumah. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah saya lupakan,” tuturnya.
Pada pagi hari Idulfitri, ia bersama ribuan jamaah lainnya melaksanakan salat Ied di Masjidil Haram. Setelah itu, ia menghabiskan waktu dengan berdoa dan merenungkan perjalanan hidupnya. Ia juga menyempatkan diri untuk berbagi kebahagiaan dengan sesama jamaah dari berbagai negara yang merayakan Idulfitri di Makkah.
Pesan untuk Rekan Setim dan Suporter
Meskipun merayakan Idulfitri jauh dari keluarga dan timnya, gelandang Arema ini tetap berusaha menjalin komunikasi dengan mereka. Ia mengirimkan pesan kepada rekan-rekan setimnya serta mengucapkan selamat Idulfitri kepada seluruh Aremania melalui media sosial.
“Selamat Idulfitri untuk semua rekan-rekan di Arema FC dan Aremania di seluruh Indonesia. Semoga hari yang suci ini membawa keberkahan bagi kita semua. Mohon maaf lahir dan batin,” tulisnya dalam unggahan media sosialnya.
Ia juga berharap bahwa Idulfitri tahun ini bisa menjadi momen refleksi bagi semua orang, terutama bagi dirinya sendiri. Menurutnya, perjalanan spiritual ini memberikan pelajaran berharga tentang arti kesabaran, keikhlasan, dan ketulusan dalam menjalani hidup.
Dukungan dari Klub dan Keluarga
Keputusan untuk merayakan Idulfitri di Tanah Suci tentu mendapat dukungan penuh dari manajemen Arema FC. Klub memahami bahwa perjalanan ini bukan sekadar liburan, melainkan juga sebagai bagian dari perjalanan spiritual seorang pemain yang ingin meningkatkan kualitas diri.
Selain itu, keluarga yang tidak bisa ikut serta ke Makkah juga memberikan dukungan penuh. Meskipun harus merayakan Idulfitri secara terpisah, mereka tetap menjalin komunikasi dan berbagi kebahagiaan melalui panggilan video.
“Keluarga saya sangat mendukung perjalanan ini. Mereka tahu betapa saya ingin merasakan Idulfitri di Makkah, dan mereka juga ikut berbahagia untuk saya,” ujarnya.
Kembali dengan Semangat Baru
Setelah merayakan Idulfitri di Tanah Suci, gelandang Arema ini dijadwalkan kembali ke Indonesia untuk bergabung dengan tim dalam persiapan menghadapi laga-laga penting di Liga 1.
Ia berharap bahwa pengalaman spiritual ini bisa membantunya menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya dalam kehidupan pribadi tetapi juga dalam karier sepak bolanya.
“Saya ingin membawa semangat dari Tanah Suci ke dalam permainan saya. Semoga saya bisa memberikan yang terbaik untuk tim dan para suporter,” katanya penuh optimisme.
Perayaan Idulfitri di Tanah Suci menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi gelandang Arema FC. Selain sebagai bentuk ibadah dan rasa syukur, perjalanan ini juga menjadi momen refleksi untuk meningkatkan kualitas diri, baik di dalam maupun di luar lapangan. Dengan semangat baru, ia siap kembali memperkuat Arema FC dan menghadapi tantangan di Liga 1 dengan motivasi yang lebih besar.
Idulfitri bukan hanya tentang perayaan, tetapi juga tentang bagaimana seseorang bisa mengambil pelajaran dari setiap perjalanan hidupnya. Bagi gelandang Arema ini, Idulfitri di Tanah Suci adalah bukti bahwa sepak bola dan spiritualitas bisa berjalan beriringan. Dengan penuh syukur dan kebahagiaan, ia siap menyongsong masa depan yang lebih baik, baik sebagai seorang Muslim maupun sebagai pemain profesional di kancah sepak bola Indonesia.
Baca Juga: