1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Tanpa Sang Kapten: Postecoglou Akui Kehilangan Son Jadi Luka Besar bagi Spurs

Tottenham Hotspur tengah menghadapi situasi sulit di penghujung musim Liga Inggris. Klub asal London Utara itu harus menjalani laga-laga penting tanpa kehadiran kapten sekaligus andalan mereka, Son Heung-min. Absennya sang pemain bukan sekadar kehilangan satu pemain inti, melainkan pukulan telak bagi ritme permainan dan semangat tim secara keseluruhan.

Pelatih Spurs, Ange Postecoglou, secara terbuka menyampaikan bahwa kehilangan Son merupakan “luka besar” yang mengguncang keseimbangan tim. Dalam wawancaranya menjelang pertandingan krusial, ia menyebutkan betapa pentingnya kehadiran sang kapten di dalam dan luar lapangan. Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana dampak absennya Son Heung-min memengaruhi Tottenham Hotspur dari berbagai aspek, mulai dari taktik, psikologis tim, hingga potensi pengaruhnya terhadap klasemen akhir musim.

Son Heung-min Lebih dari Sekadar Pemain

Son Heung-min bukan hanya penyerang tajam, tapi juga simbol semangat dan profesionalisme di skuat Tottenham. Sejak bergabung dari Bayer Leverkusen pada 2015, ia berkembang menjadi ikon klub. Kecepatannya, kemampuan kaki kanan dan kiri yang sama baiknya, serta naluri mencetak gol menjadikannya salah satu pemain paling berbahaya di Liga Inggris.

Namun, kontribusinya tidak hanya diukur dari statistik. Son dikenal sebagai sosok pemimpin yang tenang, pekerja keras, dan sangat dicintai oleh rekan setim maupun fans. Ketika ia diberi ban kapten pada awal musim 2023/24, keputusan tersebut dipuji karena ia dianggap pantas mewakili nilai-nilai Tottenham.

Cedera yang Mengubah Segalanya

Kabar cedera Son datang seperti petir di siang bolong. Dalam pertandingan melawan Aston Villa, Son mengalami benturan keras dan terlihat kesakitan saat berjalan meninggalkan lapangan. Pemeriksaan medis menunjukkan adanya cedera otot paha yang memerlukan waktu pemulihan minimal 3 hingga 4 minggu. Di tengah jadwal padat dan persaingan ketat di papan atas klasemen, absennya Son menjadi tantangan berat.

Menurut Postecoglou, “Ini bukan soal kehilangan striker saja. Son adalah kapten kami, jiwa dari ruang ganti, dan inspirasi di lapangan. Kehadirannya mengangkat semangat pemain lain. Tanpa dia, kami harus mencari cara baru untuk membangun energi itu.”

Dampak Taktis Perubahan yang Tidak Mudah

Secara taktis, hilangnya Son memaksa Postecoglou melakukan sejumlah penyesuaian. Dalam formasi 4-2-3-1 andalannya, Son biasanya beroperasi sebagai penyerang sayap kiri atau bahkan penyerang tengah ketika Richarlison absen. Ia berperan penting dalam serangan balik cepat dan sering menjadi pemecah kebuntuan saat tim kesulitan menembus pertahanan lawan.

Tanpa Son, Spurs kehilangan kecepatan dalam transisi dan ketajaman di lini depan. Pemain seperti Brennan Johnson dan Timo Werner memang punya kecepatan, namun belum bisa menyamai efektivitas Son dalam mencetak gol atau menciptakan peluang. Hal ini terbukti dalam dua pertandingan terakhir, di mana Tottenham kesulitan mengonversi peluang menjadi gol.

Postecoglou mencoba merotasi peran dengan memainkan Dejan Kulusevski lebih melebar dan memberikan menit bermain lebih banyak untuk pemain muda Dane Scarlett, namun hasilnya belum konsisten.

Dampak Psikologis Pemain Kehilangan Panutan

Lebih dari sekadar skema permainan, kehadiran Son memberi rasa aman dan motivasi bagi rekan-rekannya. Ia adalah sosok yang tidak banyak bicara namun memberi contoh lewat tindakan. Ketika tim sedang tertinggal, Son adalah pemain yang tetap berlari hingga menit akhir, memotivasi pemain lain untuk tidak menyerah.

Tanpa dia, Spurs terlihat sedikit kehilangan arah. Hal ini terlihat jelas saat laga melawan Newcastle United, di mana mereka kebobolan dua gol cepat dan gagal membalas. Beberapa pemain terlihat frustrasi, komunikasi antarpemain melemah, dan semangat juang tak seintensif biasanya.

Kiper Guglielmo Vicario bahkan menyebutkan, “Saat Son ada di lapangan, kami seperti punya satu ekstra motivator. Dia tidak banyak bicara, tapi keberadaannya membuat kami lebih percaya diri.”

Dampak pada Klasemen dan Ambisi Musim Ini

Tottenham saat ini sedang bersaing ketat untuk finis di posisi empat besar demi tiket Liga Champions musim depan. Dengan absennya Son dalam 3 hingga 5 pertandingan sisa musim ini, peluang Spurs bisa terancam.

Saingan terdekat seperti Aston Villa dan Manchester United terus menekan. Sementara Arsenal, Liverpool, dan Manchester City sudah mengamankan posisi di atas. Jika Tottenham kehilangan poin dalam dua laga krusial berikutnya—kontra Chelsea dan Manchester City—maka target mereka untuk kembali ke Liga Champions bisa gagal tercapai.

Postecoglou dan Strategi Adaptif

Sebagai pelatih yang dikenal fleksibel dan progresif, Ange Postecoglou tidak tinggal diam. Ia menginstruksikan para pemain untuk mengambil lebih banyak peran kepemimpinan, membangun komunikasi yang lebih baik di lapangan, dan berlatih dengan intensitas tinggi guna mengisi kekosongan yang ditinggalkan sang kapten.

“Ini saatnya pemain lain naik ke panggung. Kami tidak bisa hanya bergantung pada satu orang. Son memang luar biasa, tapi saya yakin dalam tim ini ada banyak potensi yang belum maksimal,” ujar Postecoglou.

Ia juga mengisyaratkan kemungkinan merombak formasi menjadi 3-5-2 demi menambah kestabilan lini tengah, mengingat tekanan yang akan dihadapi tim dari lawan-lawan tangguh di sisa musim.

Reaksi Publik dan Fans

Absennya Son juga mengundang reaksi dari publik dan fans Tottenham. Di media sosial, banyak yang menyampaikan dukungan dan doa untuk kesembuhan sang kapten. Sebagian besar fans juga menyuarakan kekhawatiran mereka tentang bagaimana Spurs bisa bertahan tanpa Son.

Di sisi lain, beberapa kalangan melihat ini sebagai momen bagi pemain-pemain muda Spurs untuk unjuk gigi. Nama-nama seperti Pape Matar Sarr, Bryan Gil, dan Rodrigo Bentancur disebut-sebut bisa mengambil alih tanggung jawab lebih besar.

Potensi Perubahan dalam Bursa Transfer

Situasi ini juga menimbulkan pertanyaan baru di bursa transfer musim panas. Apakah Spurs akan mencari pelapis Son yang sepadan? Atau justru mulai menyiapkan regenerasi jika sang kapten mulai rentan cedera?

Postecoglou tidak menutup kemungkinan bahwa klub akan aktif di bursa transfer mendatang. “Kami harus punya kedalaman skuat yang lebih merata. Saat kehilangan pemain penting, tim tidak boleh langsung goyah,” ujarnya.

Harapan Kembali Sebelum Musim Berakhir

Meski cedera Son tergolong serius, ada sedikit harapan ia bisa kembali sebelum laga terakhir musim ini. Tim medis Tottenham bekerja keras mempercepat proses pemulihan tanpa mengorbankan risiko kambuh.

Son sendiri dikenal sebagai pemain yang sangat disiplin dan cepat pulih. Dalam wawancara singkat, ia menyampaikan, “Saya sangat kecewa tak bisa bermain, tapi saya tetap bersama tim dalam semangat dan doa. Saya akan kembali lebih kuat.”

Spurs dan Tantangan Tanpa Sang Kapten

Tottenham Hotspur kini berada dalam ujian besar. Tanpa kapten mereka, tim harus membuktikan bahwa semangat kolektif bisa mengatasi kehilangan individu. Postecoglou punya tugas berat untuk mempertahankan konsistensi, merawat semangat tim, dan menjaga peluang mereka di empat besar.

Kehilangan Son Heung-min memang luka besar. Tapi di balik luka itu, ada kesempatan bagi Spurs untuk tumbuh sebagai tim yang lebih matang, lebih tangguh, dan tidak bergantung pada satu sosok.

Jika mereka mampu melewati masa sulit ini dengan tetap menjaga posisi di papan atas, maka absennya Son akan dikenang bukan sebagai bencana, melainkan titik balik ketangguhan mental dan kekompakan tim. Spurs harus menemukan cara untuk terus berjalan, bahkan tanpa langkah sang kapten di lapangan.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE