1920x600-TOP-ID
ID
ID
previous arrow
next arrow

SBOTOP Tumpul di Kandang Sendiri: PSIS Semarang Gagal Bobol Gawang Persik Kediri

Pertandingan antara PSIS Semarang melawan Persik Kediri pada lanjutan kompetisi Liga 1 Indonesia 2024/2025 di Stadion Jatidiri, Semarang, diwarnai dengan tensi tinggi, ekspektasi besar, namun diakhiri tanpa gol. Sebuah laga yang di atas kertas seharusnya menjadi milik tuan rumah, justru berakhir mengecewakan bagi pendukung Mahesa Jenar.

PSIS gagal meraih kemenangan di kandang sendiri setelah ditahan imbang 0-0 oleh Persik Kediri. Lebih dari sekadar kehilangan dua poin, hasil ini memunculkan pertanyaan besar: ada apa dengan lini depan PSIS?

Dominasi yang Tak Berbuah Gol

Sejak menit awal, PSIS Semarang tampil mendominasi. Mereka menguasai penguasaan bola lebih dari 60%, menciptakan lebih banyak peluang, dan memaksa Persik bermain bertahan sepanjang laga. Namun semua upaya tersebut tidak mampu menghasilkan satu pun gol.

Carlos Fortes, striker utama PSIS, mendapat dua peluang emas di babak pertama, namun penyelesaian akhirnya masih melebar. Di babak kedua, giliran Vitinho dan Jonathan Cantillana yang mencoba peruntungan dari luar kotak penalti, tetapi semua tembakan bisa diblok barisan pertahanan Persik atau diamankan kiper Antoni Putro Nugroho.

Statistik menunjukkan PSIS mencatatkan 18 percobaan tembakan, tapi hanya 4 yang tepat sasaran. Di sisi lain, Persik hanya melakukan 5 tembakan, dan 1 mengarah ke gawang. PSIS unggul segalanya, kecuali skor akhir.

Kokohnya Benteng Persik Kediri

Tak bisa dipungkiri, hasil imbang ini juga mencerminkan solidnya pertahanan Persik Kediri. Tim berjuluk Macan Putih tampil disiplin sepanjang pertandingan, dengan formasi 5-4-1 yang rapat dan meminimalisir ruang gerak pemain PSIS.

Pemain bertahan seperti Arthur Félix dan Andri Ibo tampil luar biasa, memotong setiap umpan silang dan memenangi duel udara. Di bawah mistar, Antoni Putro layak disebut sebagai man of the match. Ia melakukan setidaknya 4 penyelamatan krusial, termasuk satu saat menepis sundulan Fortes dari jarak dekat.

Pelatih Persik, Marc Klok, yang baru saja ditunjuk sebagai caretaker sementara, menyatakan puas dengan penampilan anak asuhnya. “Kami datang ke Semarang bukan untuk parkir bus, tapi untuk bertahan dengan cerdas dan mencuri poin. Dan kami melakukannya dengan sempurna,” ujar Klok pascalaga.

Suporter PSIS Antara Frustrasi dan Dukungan

Tribun Stadion Jatidiri dipenuhi ribuan Panser Biru dan Snex yang berharap kemenangan. Namun hingga peluit panjang dibunyikan, mereka harus pulang dengan kecewa. Beberapa bahkan terlihat membentangkan spanduk bertuliskan “Tajam di Luar, Tumpul di Rumah Sendiri”.

PSIS memang punya catatan tandang lebih baik dibanding kandang musim ini. Dari lima laga kandang terakhir, mereka hanya menang dua kali, sisanya imbang atau kalah. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri, terutama karena suporter mulai mempertanyakan mental bertanding para pemain ketika bermain di depan publik sendiri.

Meski demikian, mayoritas pendukung tetap memberikan dukungan. Usai pertandingan, mereka tetap menyanyikan lagu kebanggaan PSIS sebagai bentuk semangat dan loyalitas. “Kami kecewa, tapi tetap percaya. Semoga pelatih segera menemukan solusi,” kata Bagus, salah satu fans yang hadir di stadion.

Pertanyaan untuk Gilbert Agius Di Mana Solusi Lini Serang

Pelatih kepala PSIS, Gilbert Agius, tak bisa mengelak dari kritik. Ini adalah kali ketiga PSIS gagal mencetak gol dalam lima laga terakhir. Padahal di awal musim, lini depan mereka dikenal produktif.

Dalam konferensi pers, Agius mengakui masalah finishing menjadi fokus utama evaluasi. “Kami menciptakan peluang, tapi selalu gagal menyelesaikannya. Ini bukan hanya masalah teknik, tapi juga mental. Pemain harus lebih percaya diri dan tenang di kotak penalti,” ujarnya.

Beberapa analis menilai bahwa Agius terlalu bergantung pada Fortes. Ketika striker asal Portugal itu dimatikan lawan, PSIS kehilangan kreativitas dan variasi dalam menyerang. Kehadiran Vitinho dan Taisei Marukawa seharusnya memberi opsi, namun keduanya belum konsisten.

Masalah yang Lebih Dalam Minimnya Variasi Serangan

Salah satu kelemahan PSIS dalam laga melawan Persik adalah ketergantungan pada serangan sayap. Hampir semua peluang dibangun dari sisi kanan dan kiri, dengan crossing ke kotak penalti. Padahal, pertahanan Persik bermain dengan tiga bek tengah tinggi dan kuat.

Minimnya penetrasi dari lini tengah membuat PSIS menjadi mudah dibaca. Jonathan Cantillana yang biasanya menjadi jenderal lapangan tengah, malam itu justru kehilangan sentuhan dan kesulitan menembus blok pertahanan lawan.

Tak adanya gelandang box-to-box yang mampu menusuk langsung ke jantung pertahanan lawan juga menjadi masalah. Agius perlu mempertimbangkan menggunakan pola serangan berbeda, seperti kombinasi umpan satu-dua di tengah atau pressing lebih tinggi sejak awal untuk memaksa kesalahan dari tim lawan.

Persik Kediri Satu Poin yang Berharga

Bagi Persik Kediri, hasil ini ibarat emas. Bermain di kandang tim besar dan pulang membawa satu poin tanpa kebobolan adalah capaian luar biasa, apalagi mereka masih berjuang keluar dari papan tengah.

Marc Klok patut mendapat pujian. Di bawah tangan dinginnya, Persik tampil lebih disiplin dan efektif. Meski hanya sekali menciptakan peluang bersih lewat serangan balik dari Yohanes Pahabol, mereka berhasil mengeksekusi rencana permainan dengan sangat baik.

Poin ini membuat Persik tetap menjaga jarak aman dari zona degradasi dan memberi suntikan moral tinggi menjelang laga-laga berat berikutnya.

Apa yang Harus Dilakukan PSIS Selanjutnya

Dengan hasil ini, PSIS Semarang tertahan di posisi lima besar klasemen sementara, tertinggal empat poin dari pemuncak klasemen. Jika tak segera membenahi lini depan, peluang mereka untuk bersaing di jalur juara bisa menipis.

Beberapa langkah yang dapat diambil PSIS:

  • Rotasi Penyerang – Memberi kesempatan pada pemain muda seperti Hokky Caraka atau striker lokal lainnya untuk menunjukkan kemampuannya bisa memicu persaingan sehat.
  • Analisis Video Intensif – Menganalisis setiap peluang yang gagal dalam laga ini bisa menjadi dasar latihan yang lebih fokus.
  • Latihan Finishing Tambahan – Para penyerang dan gelandang serang perlu diberi porsi latihan penyelesaian akhir lebih banyak.
  • Membangun Koneksi – Chemistry antar pemain penting. Fortes dan Vitinho misalnya, perlu lebih memahami pergerakan masing-masing untuk menciptakan peluang lebih efektif.

Bukan Akhir Tapi Peringatan Serius

Hasil 0-0 melawan Persik Kediri seharusnya menjadi alarm bagi PSIS Semarang. Mereka memiliki kualitas untuk bersaing di papan atas, tapi jika terus kehilangan poin di kandang sendiri, harapan untuk juara akan semakin jauh.

Bagi Gilbert Agius dan staf pelatih, pekerjaan rumah utama adalah mengembalikan ketajaman tim. Kemenangan memang bukan hanya ditentukan dari statistik, tetapi bagaimana mengonversi dominasi menjadi angka di papan skor.

Musim masih panjang, dan PSIS masih punya waktu untuk bangkit. Namun mereka tak bisa lagi membuang-buang peluang. Setiap pertandingan adalah final. Dan jika ingin menutup musim dengan trofi, maka tak ada tempat lagi untuk hasil imbang tanpa gol seperti ini.

Baca Juga:

TAGS:
CLOSE